Nasionalisme Tak Lagi Jadi Budaya dikalangan Pegawai

Samata - Kedisiplinan tak lagi menjadi budaya. Seperti inilah kira-kira kalimat yang tepat untuk kondisi sebahagian universitas yang ada di Indonesia.

Seperti apa yang terjadi di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM). Pada Senin (19/3) UINAM melaksanakan upacara sebagai pengganti upacara di hari Sabtu.

Upacara yang rutin diadakan setiap bulan tanggal 17 dilaksanakan hari ini di lapangan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Upacara yang seharusnya dilaksanakan tanggal 17 hari Sabtu kemarin di undur ke hari Senin dikarenakan pada Sabtu tersebut bertepatan dengan tanggal merah.

Upacara ini wajib dilaksanakan oleh seluruh instansi yang berada di bawah naungan Kementrian Agama RI. Salah satunya UINAM yang telah rutin melaksanakan upacara ini setiap bulannya.

Tujuan dilaksanakannya upacara tersebut semata mata untuk meningkatkan kedisiplinan pegawai universitas dan juga untuk menguatkan tali silaturahim antar pegawai universitas.

Namun alhasil, kenyataan ini dapat kita katakan sangat bertolak belakang dengan tujuan dari diadakannya upacara rutin tersebut.

Sebab pada saat berjalannya pelaksanaan upacara, terlihat ada beberapa pegawai yang sedang asyik mengobrol entah apa yang mereka perbincangkan.

Menurut salah satu peserta upacara yang kebetulan adalah Dosen FDK yakni bapak Haidir Fitrah Siagian, ia mengatakan bahwa akan ada sanksi bagi pegawai yang tidak ikut serta dalam upacara.

"Apabila ada pegawai yang tidak ikut serta dalam pelaksanaan upacara rutin ini maka tunjangan renumerasinya akan dipotong sebesar Rp. 150,000", tegasnya.

Menurut Lilis S salah seorang mahasiswi UINAM bahwa boleh jadi ini bukanlah sebuah kesadaran melainkan hanya ketakutan saja dari pemotongan tunjangan pegawai.

"Kesadaran pegawai dalam mengikuti upacara rutin ini boleh jadi tidak ada karena kebanyakan pegawai mengikuti upacara rutin tersebut hanya karena takut dilakukan pemotongan terhadap tunjangan renumerasinya".

Penulis : Lilis s
NIM       : 50500116051