Bangkitnya Politik Islam di Tahun 2018 - News Value

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 09 April 2018

Bangkitnya Politik Islam di Tahun 2018

JurnalKekinian - Kisruh Politik 2018 dan Bangkitnya Politik Islam tahun 2018 disebut sebagai tahun politik karena didalamnya digelar pilkada serentak dibanyak daerah dan juga masuk tahapan pemilu untuk 2019. Hal itu mengakibatkan tensi politik meningkat. Ketegangan-ketegangan bisa saja muncul akibat pernyataan-pernyataan dan perilaku politik para politisi dan atau kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh penguasa.

Diawal tahun ini publik disuguhi isu "mahar politik"yang menyertai proses penjaringan dan pendaftaran calon kepala daerah. Juga sengketa parpol yang tidak lolos dalam verifikasi KPU untuk ikut dalam pemilu 2019.  Disis lain, lahir UU MD3 yang turut menimbulkan polemik, lahir kebijakan kemudahan tenaga kerja (ahli) asing, dan juga kebijakan impor beras dan garam. Tak ketinggalan perdebatan seputar bahaya Utang Luar Negeri yang terus bertumbuh hingga mencapai 4.035 triliun untuk utang pemerintah per pebruari 2018. Berikut kebijakan kenaikan BBM Pertalite.
Penyelewengan dana E-KTP yg menyeret tokoh politisi hingga Menteri. Semua itu menjadi bahas baku opini yang bisa diolah menjadi amunisi propaganda politik oleh semua pihak untuk kepentingan masing-masing. Tak ketinggalan manufer politik para politik dalam memasuki pilpres 2019. Penjajakan koalisi menjadi isu utama lengkap dengan tawar-menawar politik antar pihak. Tak terkecuali parpol yang berlabel partai islam, baik yg berasas islam ataupun yang berbasis massa muslim, sama2 larut dalam penjajakan koalisi... Ditengah kesibukan para elite politik tersebut, dikalangan "äkar rumput" pun sepertinya sibuk menjadi pendukung "jagoan"masing masing di pilkada dan turut beropini untuk pemilu 2019.

 Suara publik begitu menarik dan sekaligus menentukan sehingga menjadi pemandangan umum bagi para calon kepala daerah dan bakal calon presiden mengunjungi kantong2 publik, pesantren, pasar, pemukiman, dll. ya blusukan masih jadi lakon penarik simpati. Sebagai pemilih terbanyak, suara umat islam tentu sangat menentukan, olehnya pelbagai upaya ditempuh para politisi untuk meraihnya.

Namun persoalannya kemudian adalah apakah perilaku politik elite dan äkar rumput" yg muslim sudah mencerminkan karakter politik islam? atau hanya merupakan pengulangan lakon politik sebelumnya yang sekedar menggunakan simbol2 dan jargon2 islam untuk meraih dukungan? Itulah yang harus dicermati.
Kita juga melihat geliat semangat perjuangan Islam Politik semakin nampak dipermukaan, yang menuntut penerapan Syariat Islam sebagai solusi tuntas problematika Negeri ini.

Penulis  : Lilis S
NIM       : 50500116051

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mahasiswa UIN Presentasi Makalah di Jepang

Foto bersama delegasi UIN Alauddin Makassar JurnalKekinian - Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin ...

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here