Sebut saja namanya Diana Putri Rusli, anak bungsu dari 3 bersaudara, lahir 20 tahun yang lalu di kota Makassar tepatnya 06 september 1997, asal usul dari namaku berawal saat ibuku yang terbaring lemah di atas bangsal rumah sakit ditemani oleh beberapa Dokter dan Suster. Ya! Saat itu mereka sedang asiknya menonton salah satu stasiun TV yang menyiarkan pemakaman Putri Diana, sontak tante mama saya panik, sambil memerahi meraka yg tak henti melihat ke tv itu.”Dokter, suster, keponakan ku maumi melahirkan itu kodong, lalu knpki sampai sekarang masih menonton, jika ada apa-apanya nanti rumah sakit ini akan saya tuntut, demikian ujarnya”.
Putri Diana adalah istri pertama penguasa tahta inggris yang biasa kita kenal dengan sebutan pangeran Charles, merupakan purta sulung Ratu Elizabet. Putri Diana ( ratu inggris ) di makamkan, saat itu pula diri ini pertama kali bernapas di dunia. Dokter yang telah mengeluarkan saya dengan penuh tanggung jawab lalu memberiku nama Putri Diana, tapi entah mengapa orang tua saya membaliknya menjadi Diana Putri Rusli, Rusli nama bapak saya.
Hidupku begitu sempurna, karena dibesarkan oleh keluarga yang segala sesuatunya tercukupi, mendapatkan kasih sayang yang begitu berlimpah, terkadang ada sedikit ocehan, tapi dari semua itu pasti orang tua ingin melihat anaknya lebih baik. Singkat cerita, saya telah duduk di bangku SD, seperti anak-anak yang lainnya, senang akan permainan. Waktu itu beberapa anak yang seumuran dengan saya, kami bermain di sebuah lapangan yang saat itu akan ditempati acara 17-an. Kami pun tertawa lepas, lari sana lari sini, sambil menikmati permen yang begitu manis.
Insiden pun terjadi, bisa di bilang takdir, teman cowo saya saat itu mengambil permen yang hampir masuk kedalam mulutku, akupun tidak menerimanya, kami pun saling mengejar, *tuuukkkk, begitula bunyi suara dari kepalaku yang terkena oleh besi tebal, yang saat itu akan digunakan untuk membuat panggung 17-an. Darahnya pun berceceran, hingga mengotori baju saya, air mata ini pun pecah, sambil melangkahkan kaki menuju kerumah, orang tuapun shock dan memutuskan untuk ke rumah sakit terdekat. Dijahitla kepalaku dengan 5 jahitan, yah! Sungguh tragis.
waktu demi waktu pun berlalu, tibalah fase remaja, saat itu saya sudah lulus SMK, betapa bodohnya diri ini yang waktu itu tidak pernah memikirkan masa depan, yang ada dipikiran hanya untuk berfoya-foya dengan teman yang seumuran dengan saya, padahal hari itu begitu banyak peluang yang saya dapatkan untuk menambah wawasan, merubah pola hidup menjadi orang yang lebih berguna tapi takdir berkata lain, takdir tidak memihak diriku. saat itu yang telah menyia-nyiakan beberapa panggilan jalur undangan yang di tawarkan oleh pihak universitas swasta betapa menyesalnya diri ini tidak bisa menduduki bangku perkuliahan di tahun 2015, di tahun ini pula saya pernah merasakan betapa susahnya cari uang, kerja di salah satu mall besar di Makassar tepatnya di Wacoal sebagai SPG yang setiap harinya harus rela berdiri menunggu customer yang tak kunjung datang. Kerja itu enak, jika hasilnya sudah di dapatkan ( uang ).
Saya pun berhenti bekerja lalu pergi belajar di daerah orang, tepatnya kota Surabaya, yang salah satu desanya terkenal dengan kampung inggris atau biasa di sebut pare. Pare? Ialah desa yang sangat indah, tempat kursus, selain itu juga memiliki banyak spot yang menarik buat dijadikan moment untuk berfoto, salah satunya Monumen Simpang Lima Gumul, monument yang mirip di Prancis. makanan di sanapun tergolong murah tapi sayang tidak ada ikan, uniknya juga orang yang kursus di sana hanya berpergian dengan naik sepeda. Ya! Lumayan untuk mengurangi polusi.
Waktu demi waktu berlalu, kejadian demi kejadian terjadi, tepatnya di tahun 2016, terbuka pendaftaran seleksi untuk masuk ke perguruan tinggi Negeri, ku beranikan diri untuk bisa menduduki bangku perkuliahan yang setahun lalu terbuang sia-sia. Akhirnya saya memilih jalur mandiri yang di sediakan kampus UNM Makassar. Tapi takdir pun tidak memihak, mungkin bukan rezeky, semangatku tidak berhenti sampai di situ, masih banyak kampus lain, masih ada peluang untuk bisa lolos di salah satu perguruan tinggi negeri.
Jalur UMM UIN Alauddin Makassar pun terbuka, ku mencoba daftar untuk ke dua kalinya, pengumuman pun tiba, Alhamdulillah saya lulus, akhirnya takdir memihak untuk pertama kalinya, miris yah! Haha. Betapa senangnya aku saat itu, orang tua pun ikut bersyukur atas semua ini.
Ku perjelas lagi, saya lulus di UINAM mengambil Prodi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Insyaalah berkah dan lancar sampai mendapatkan gelar nantinya. Tentang harapan dan cita – cita, nampaknya tidak sesuai dengan realita, hati berkata ingin menjadi manusia berguna, sukses dalam memberi ilmu alias jadi Guru dan bisa menjadi manusia yang berguna dan membahagiakan orang-orang disekitar. Lulus dari UINAM, rencana saya ingin melanjutkan study dengan mengambil konsentrasi di bidang PGSD di UNM Makassar. Itulah sedikit kisahku, jelas tidaknya mohon di maafkan.
Penulis: Diana putri rusli
Nim: 50500116062
Tidak ada komentar:
Posting Komentar